Jumat, 17 April 2020

Berkenalan dengan Puisi



Unsur- Unsur Pembangun Puisi

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun, unsur-unsur tersebut bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa menngaitkan unsur-unsur lainnya. Unsur tersebut bersifat fungsional dalam susunannya dan juga bersifat fungsional terhadap unsur lainnya. Marjorie Bolton (dalam Hasanuddin, 2002: 34) membagi anatomi puisi atas dua aspek yakni

1) aspek bahasa yaitu bentuk fisik puisi yang mencakup penampilan sajak dalam bentuk nada dan larik sajak, termasuk di dalamnya irama, persamaan bunyi, intonasi, pengulangan dan perangkat kebahasaan lainnya.

2) Aspek isi yaitu bentuk mental yang mencakup tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang dilambangkan dan pola-pola citraan serta emosi.

Kedua aspek tersebut terjalin dan terkombinasi secara utuh yang akan membentuk makna, keindahan dan imajinasi dalam puisi. Unsur yang membangun bahasa puisi adalah (1) diksi, (2) imaji, (3) kata konkret, (4) gaya bahasa, (5) rima dan ritme, (6) tipografi (Waluyo, 1995: 32).

1) Diksi
Diksi adalah kata-kata yang dipilih bermakna tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan. Kata-kata merupakan hasil pertimbangan, baik dari segi makna, susunan bunyi, maupun hubungan kata dengan kata lain dalam larik dan baitnya. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna yang dilahirkan biasanya lebih dari satu makna. Kata yang dipilih memiliki keindahan bunyi dan selaras satu sama lain sehingga tercipta harmonisasi.

2) Imaji
Imaji adalah kilasan bayangan yang muncul dalam pemikiran pembaca. Imaji dimanfaatkan oleh penyair untuk menuangkan pengalaman dalam bentuk sajak. Sementara itu imaji juga digunakan untuk menjemput pengalaman pembaca yang sesuai dengan pengalaman penyair. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, dan melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

3) Kata konkret
Yakni untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair pandai memperjelas mengkonkritkan kata, pembaca seolah  turut merasakan apa yang dilukiskan oleh penyair lewat sajaknya.

4) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengungkapan dan penggunaan bahasa agar daya tarik puisi bertambah.

5) Rima dan Ritme
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Pengulangan itu biasanya berpola sehingga menghasilkan bunyi akhir yang sama dan indah untuk didengar. Sementara ritme maknai sebagai pengulangan kata, frasa, atau kalimat dalam setiap larik dan bait puisi.

6) Tipografi
Tipografi dikenal juga sebagai tata wajah dalam puisi. Hal ini yang menjadi pembeda antara puisi dengan karya sastra lain seperti prosa dan drama. Dalam puisi kontemporer seperti puisi Sutardji Calzoum Bahri, tipografi punya peranan penting dalam membangun sebuah keindahan sehingga kedudukan makna tergeser.

0 komentar:

Posting Komentar

Profil

Foto saya
Soerya Sandi pseudonim dari Sandi Suryamat, alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi. Beberapa cerpennya tersiar di media massa (Jambi Independent, Jambi Ekspres, Harian Jambi, Jambi Today, Majalah Pipet) dan diterbitkan ke dalam buku antologi cerpen bersama, antara lain Cinta Pertama (Sahabat Kata, Jakarta 2012), Belati Tembaga (Festival Sastra, Yogyakarta 2013) dan Riwayat Angin (Smart Writing, Yogyakarta 2013), Lurus Jalan Terus (Efarasti, Banten 2014), Jaran Kepang (Pucuk Langit, Makassar 2014). Buku tunggalnya yang telah terbit Ros Pulang (Salim Media Indonesia, 2015). Naskah lakonnya yang pernah dipentaskan adalah “Hematofobia” dan “Episode perjalanan” Pernah menjadi editor di salah satu penerbit di Jambi (2015 s.d. 2018). Sejak 2019 menjadi tenaga pengajar di SMAN 4 Sarolangun. Surel: soeryasandi@gmail.com, kontak 082373584575.

Sahabat

statistics

Kaleidoskop 2014

Kaleidoskop 2014

Berkenalan dengan Puisi



Unsur- Unsur Pembangun Puisi

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun, unsur-unsur tersebut bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa menngaitkan unsur-unsur lainnya. Unsur tersebut bersifat fungsional dalam susunannya dan juga bersifat fungsional terhadap unsur lainnya. Marjorie Bolton (dalam Hasanuddin, 2002: 34) membagi anatomi puisi atas dua aspek yakni

1) aspek bahasa yaitu bentuk fisik puisi yang mencakup penampilan sajak dalam bentuk nada dan larik sajak, termasuk di dalamnya irama, persamaan bunyi, intonasi, pengulangan dan perangkat kebahasaan lainnya.

2) Aspek isi yaitu bentuk mental yang mencakup tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang dilambangkan dan pola-pola citraan serta emosi.

Kedua aspek tersebut terjalin dan terkombinasi secara utuh yang akan membentuk makna, keindahan dan imajinasi dalam puisi. Unsur yang membangun bahasa puisi adalah (1) diksi, (2) imaji, (3) kata konkret, (4) gaya bahasa, (5) rima dan ritme, (6) tipografi (Waluyo, 1995: 32).

1) Diksi
Diksi adalah kata-kata yang dipilih bermakna tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan. Kata-kata merupakan hasil pertimbangan, baik dari segi makna, susunan bunyi, maupun hubungan kata dengan kata lain dalam larik dan baitnya. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna yang dilahirkan biasanya lebih dari satu makna. Kata yang dipilih memiliki keindahan bunyi dan selaras satu sama lain sehingga tercipta harmonisasi.

2) Imaji
Imaji adalah kilasan bayangan yang muncul dalam pemikiran pembaca. Imaji dimanfaatkan oleh penyair untuk menuangkan pengalaman dalam bentuk sajak. Sementara itu imaji juga digunakan untuk menjemput pengalaman pembaca yang sesuai dengan pengalaman penyair. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, dan melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

3) Kata konkret
Yakni untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair pandai memperjelas mengkonkritkan kata, pembaca seolah  turut merasakan apa yang dilukiskan oleh penyair lewat sajaknya.

4) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengungkapan dan penggunaan bahasa agar daya tarik puisi bertambah.

5) Rima dan Ritme
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Pengulangan itu biasanya berpola sehingga menghasilkan bunyi akhir yang sama dan indah untuk didengar. Sementara ritme maknai sebagai pengulangan kata, frasa, atau kalimat dalam setiap larik dan bait puisi.

6) Tipografi
Tipografi dikenal juga sebagai tata wajah dalam puisi. Hal ini yang menjadi pembeda antara puisi dengan karya sastra lain seperti prosa dan drama. Dalam puisi kontemporer seperti puisi Sutardji Calzoum Bahri, tipografi punya peranan penting dalam membangun sebuah keindahan sehingga kedudukan makna tergeser.